Selasa, 28 Juli 2015

TRANSFUSI DARAH



Transfusi darah adalah proses penyaluran darah ke tubuh Anda. Langkah medis ini dilakukan untuk menyelamatkan nyawa Anda ketika tubuh kekurangan darah.

Banyak manfaat dari transfusi darah. Meski begitu, risiko yang bisa Anda terima pun tidak sedikit.

Di Indonesia, kegiatan transfusi darah dikelola oleh Palang Merah Indonesia (PMI). Organisasi ini menghimpun kantong-kantong darah dari para pendonor, kemudian mendistribusikannya ke rumah sakit atau lokasi-lokasi yang membutuhkan pasokan darah.

Sebelum didistribusikan, PMI akan melakukan analisis pemeriksaan serologi guna menguji kelayakan darah agar terbebas dari penyakit. Setelah itu, PMI juga akan melakukan pemisahan komponen darah yakni sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dan plasma.

Proses transfusi darah biasanya berlangsung satu hingga dua jam tergantung komposisi darah yang terima dan berapa banyak darah yang Anda butuhkan. Sebelum transfusi, golongan darah dan status rhesus (Rh) pendonor dan penerima darah akan dicocokkan terlebih dahulu.

Manfaat Transfusi Darah
Bagi Anda yang mengalami kondisi yang berhubungan dengan kekurangan darah pasti setuju dengan ungkapan “setetes darah begitu berharga”. Apa saja kondisi yang bisa tertolong dengan transfusi darah?

1. Kekurangan darah akibat melahirkan. Ada beberapa wanita yang mengalami pendarahan berat atau sering disebut pendarahan postpartum. Kondisi ini bisa menyebabkan anemia (kekurangan sel darah merah) dan memicu kematian. Transfusi sel darah merah dibutuhkan untuk kondisi ini.

2. Menjalani operasi. Saat operasi Anda mungkin kehilangan banyak darah yang mengakibatkan penurunan jumlah sel darah merah.
Infeksi dan luka bakar. Transfusi plasma darah mungkin diperlukan untuk mengatasi kondisi-kondisi ini.

3. Menderita kanker. Kanker bisa menurunkan produksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit dalam tubuh Anda. Hal itu diperparah pula oleh obat-obatan yang digunakan dalam kemoterapi. Obat kemoterapi bisa juga menurunkan produksi darah.

4. Gagal atau kerusakan hati yang parah. Anda yang menderita gagal hati mungkin memerlukan transfusi plasma darah. Penderita kerusakan hati bisa memerlukan transfusi albumin, yaitu protein darah.

5. Kelainan darah. Buat Anda yang mengalami kondisi ini dan yang menjalani pengobatan transplantasi sel induk , mungkin akan menjalani transfusi sel darah merah dan trombosit.

6. Pengidap thalasemia. Ini adalah kondisi dimana penderitanya mengalami gangguan pada hemoglobin dalam sel darah merah . Jika kondisi sudah parah, penderita mungkin akan memerlukan transfusi darah secara rutin.

Resiko tranfusi
Acute = overload,reaksi alergi, demam dan emboli udara
Delayed = infeksi dan imuno supresi

Kriteria penerima transfuse :
HB < 8 g/dl
Pendarahan hebat 10 ml/kg pada 1 jam pertama
Dll
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar